Arsitektur Bali: Filosofi dan Karakteristiknya

Arsitektur Bali adalah arsitektur yang kaya akan nilai-nilai filosofis. Inilah beberapa di antaranya serta karakteristik yang dapat Anda terapkan untuk arsitektur rumah Bali modern Anda!

 

Filosofi arsitektur tradisional Bali:

  • Tri Angga

Filosofi ini tentang tiga tingkatan rumah, yakni utama (kepala), madya (badan), dan nista (kaki). Dengan konsep ini, bagian kepala adalah atap, badan adalah tengah, dan kaki adalah pondasi. Bagian utama tradisionalnya menggunakan bahan ijuk atau alang-alang, namun pada rumah modern biasanya terbuat dari bahan lain juga. Bagian badan biasanya terdiri atas dinding, pintu, dan jendela. Yang terakhir, bagian kaki harus memiliki pondasi yang kuat.

  • Tri Hita Karana

Filosofi Tri Hita Karana membahas tentang tiga unsur kehidupan harmonis. Tiga unsur itu yakni Sang Pencipta, manusia, dan alam sekitar. Inilah sebabnya mengapa rumah Bali biasanya memiliki pura dan banyak unsur alami, seperti tumbuh-tumbuhan dan halaman yang luas.

Contoh rumah arsitektur Bali tampak depan

Rumah tradisional Bali menyeimbangkan unsur alami dengan buatan (Sumber: flickr.com)

  • Tri Mandala

Dalam Tri Mandala, rumah memiliki tiga pembagian, yakni utama (bagian yang suci), madya (bagian tengah), dan nista (bagian terluar). Dalam arsitektur modern Bali, biasanya konsep ini diterapkan dalam bentuk pembagian rumah ke dalam ruang umum, semi-privat, dan privat.

 

Karakteristik rumah modern Bali:

  1. Pembagian yang jelas antara ruang umum, semi-privat, dan privat

Hal ini penting untuk menjaga keselarasan rumah. Misalnya, ruang umum biasanya identik dengan ruang tamu. Kemudian, setelah ruang tamu terdapat ruang semi-privat. Yang terakhir, ruang privat yakni kamar tidur penghuni rumah.

  1. Atap bentuk limasan

Bagian atap menjadi kepala, yakni bagian penting rumah. Atap tradisional Bali berbentuk limasan. Selain bentuknya yang khas, atap limasan juga sangat baik untuk mengoptimalkan sirkulasi udara.

Atap berbentuk limasan

Contoh atap berbentuk limasan (Sumber: pxhere.com)

  1. Leheran

Seperti badan manusia, rumah Bali juga memiliki “leher” yang terletak di antara kepala (atap) dan badan (bagian tengah). Fungsi leheran yang pertama yakni sebagai penghubung antara atap dengan dinding. Selain itu, leheran juga memberikan aestetik khas Bali.

  1. Ventilasi

Yang terpenting dari arsitektur modern maupun tradisional Bali adalah ventilasi. Rumah Bali selalu terasa sejuk dan tidak pengap, karena sirkulasi udara yang optimal. Maka, udara segar akan selalu dapat berhembus ke dalam rumah.

Roster Milan in Green yang cocok untuk arsitektur Bali modern

Roster Milan, contoh roster yang cocok digunakan pada arsitektur Bali karena motifnya yang membumi dan natural

Salah satu opsi ventilasi adalah dengan menggunakan roster granit. Misalnya, partisi atau dekorasi dari roster yang fungsional sekaligus dekoratif. Dengan motif dan desain roster granit yang beragam, Anda bisa juga memilih desain yang sesuai. Sehingga, roster juga bisa nampak seperti ukir-ukiran khas rumah Bali.