4 Tips dan Filosofi Arsitektur Jawa

Rumah tradisional Jawa kaya dengan filosofi arsitektur yang sangat berguna bagi kita. Berbagai filosofi ini juga bisa diterapkan untuk rumah modern di jaman sekarang. Apa saja filosofi tersebut? Mari kita simak di sini!

 

  1. Pembagian bagian rumah

Dalam filosofi arsitektur Jawa, penting untuk membagi rumah ke dalam beberapa bagian. Yang pertama, pendapa, yakni bagian rumah yang publik untuk menyambut tamu. Kedua, pringgitan, yang semi-privat atau bagian yang menghubungkan pendapa dengan dalem. Yang terakhir, dalem, yakni bagian utama rumah yang menjadi privasi penghuni rumah.

Pendapa hotel bergaya interior tradisional Jawa

Inspirasi pendapa bergaya interior Jawa (Sumber: flickr.com)

  1. Elemen kayu pada rumah

Pada rumah tradisional Jawa, dinding, kusen-kusen pintu dan jendela, furnitur, serta dekorasi terbuat dari kayu. Penting untuk menggunakan sebanyak mungkin elemen kayu dalam rumah. Tetapi, tantangannya di masa kini adalah harga kayu yang semakin mahal. Sehingga banyak rumah modern bergaya Jawa yang memadukan kayu dengan berbagai bahan lain. Contohnya, dinding yang menggunakan bahan bata ekspos.

  1. Warna tanah

Warna cokelat banyak dipakai pada rumah tradisional Jawa. Bila kita lihat, rumah-rumah Jawa biasanya memiliki warna putih, krem, dan berbagai gradasi cokelat. Warna cokelat juga bisa dari warna alami kayu. Warna cokelat ini memberi kesan sejuk dan membumi. Hal ini karena warnanya yang mirip dengan warna tanah.

  1. Pentingnya ventilasi

Atap rumah khas arsitektur Jawa adalah berbentuk segitiga dengan bagian tengahnya yang paling tinggi. Bentuk atap ini membuat aliran udara di dalam rumah menjadi lancar. Sehingga rumah akan terasa sejuk dan cukup hangat. Selain itu, banyak juga penggunaan kerawangan atau roster kayu. Fungsi pertama kerawangan indah ini adalah sebagi dekorasi. Lalu, lubang-lubang pada kerawangan juga berfungsi sebagai ventilasi. Udara dapat berhembus keluar dan masuk ruangan secara lancar. Sehingga, sirkulasi udara menjadi lebih baik.

Namun, banyak kekurangan dari kerawangan kayu ini. Pertama, bahan kayunya harus kuat karena akan menopang sebagian beban atap. Sehingga, harganya akan cenderung lebih mahal. Kedua, sulit untuk membersihkan debu yang menempel pada kerawangan. Ketiga, bila tidak dirawat, kerawangan kayu rawan terhadap rayap. Bila terserang rayap sedikit saja, rayap akan cepat menyebar ke bagian rumah lainnya yang terbuat dari kayu. Maka, kayu akan langsung keropos.

Roster Milan in Green dan Loro Blonyo di Signatures Kempinski

Perpaduan apik roster keramik granit dan Loro Blonyo, sepasang patung ikonik Jawa

Maka, pertimbangkanlah untuk menggunakan roster keramik. Roster keramik granit memiliki material yang kuat namun ringan. Sehingga, roster ini lebih kuat untuk menopang beban dan anda bisa menyusunnya secara vertikal (ke atas). Selain itu, roster keramik granit juga memiliki coating glasur. Coating ini melindungi roster dari kerusakan serta debu. Maka, membersihkannya cukup dengan kain lap saja. Terakhir, roster keramik tidak rawan rayap, lumut, dan korosi. Sehingga, roster ini lebih tahan lama. Bahkan, bisa juga anda gunakan sebagai eksterior rumah.